Darno Seniman Kethoprak dari Pati, Setia Pada Profesi (Dita Bella Safitri)
PATI - Kesenian kethoprak bagi Darno warga dukuh Ngalasan desa Wonorejo kecamatan Tlogowungu kabupaten Pati merupakan ajang untuk menangguk rejeki. Selama 25 tahun ia hidup dari kethoprak dengan menjadi pemain yang setiap waktu menggung mengikuti kemana arah tobong kethoprak di tanggap orang. Selama sepempat abad ia melanglang ke berbagai tempat dengan peran yang berganti-ganti dalam suasana suka maupun duka. Baginya bermain kethoprak tidak hanya urusan rejeki atau mencukupi kebutuhan hidup namun juga sebagai ajang untuk melestarikan tradisi budaya peninggalan nenek moyang. Oleh karena itu setiap waktu dia terus belajar agar penampilannya di panggung semakin memikat dan disenangi oleh penonton . Selain itu dalam waktu senggangnya iapun mempelajari berbagai macam cerita atau lakon , karena selain menjadi pemain iapun kini bertindak sebagai sutradara beberapa tahun terakhir ini .Darno dengan pakaian kebesarannya |
Kecintaan pada kesenian kethoprak dibuktikan oleh Darno dengan hengkangnya beberapa temannya yang memilih pekerjaan lain karena kethoprak dianggap tidak mempunyai masa depan yang jelas namun dia cuek saja tetap ikut kemana arah tobong pindah iapun pasti ada disana. Oleh karena baginya main kethoprak bukan urusan untuk mencari makan saja , namun bagaimana keseniaan tradisional ini tetap lestari dan digemari oleh masyarakat . Sehingga berapapun honor atau bayaran manggung ia terima dengan lapang dada , baginya sedikit halal lebih berkah daripada banyak namun berakibat celaka. Ketika manggung pertama kali bayaran yang ia terima berapa ratus rupiah saja , cuman untuk makan sederhana dan beli rokok saja , sekarang honor pemain kethoprak sudah lumayan jika dibandingkan dengan dahulu .
salah satu adegan di kesenian kethoprak |
“ Ya jika termasuk pemain utama bisa terima Rp 250.000,- sekali manggung , jika yang biasa ya bisa dapat Rp 100.000,- . Kalau dibandingkan dengan honor pemain film atau sinetron tidak ada apa-apanya , yang penting berkahnya itu yang kita harapkan “, tambah Mas Darno sambil merias dirinya.
Kalau minta honor banyak tidak pemain kethoprak itu , karena di pentas kethoprak ini orang-orang yang terlibat dalam sekali pentas jumlahnya sekitar 75 orang yang terdiri dari pemain , dalang , pemain gamelan , bagian dekorasi , bagian disel sampai dengan sopir dan kernet . Jumlah tersebut mempunyai tugas dan juga honor sendiri-sendiri , oleh karena itu meskipun borongan pentas mencapai 10 – 15 juta jika dibagi-bagi menurut tugas dan kewajibannya ya penghasilannya bisa dihitung sendiri tidak banyak namun cukup untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga . Yang penting setiap bulannya mendapat tanggapan separoh lebih sudah lumayan bisa untuk biaya hidup sehari-hari , namun dalam satu tahun kadang-kadang ada bulan sepi yang jarang tanggapan.
“ Harapan kami pada bulan-bulan sepi pemerintah daerah atau yang lainnya memikirkan kami para seniman kethoprak ini , diberikan tunjangan khusus atau modal untuk usaha keluarga agar pada bulan-bulan sepi ini kami tidak pinjam sana pinjam sini “, harap Darno mewakili teman-temannya.
Selain itu harapan yang lainnya agar kesenian kethoprak ini kembali diangkat lewat media televisi swasta dengan menyajikan acara khusus kesenian tradisional kethoprak seperti yang pernah dilakukan oleh INDOSIAR . Dengan pentas ditelevisi ini masyarakat yang jarang menonton kesenian ini akan teringat kembali kejayaan kesenian kethoprak pada jaman dahulu. Dengan pentasnya mereka di televisi ini siapa tahu dari pemain kethoprak ini nasib mereka bisa terangkat , entah menjadi bintang sinetron , bintang iklan atau yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar