Jumat, 20 Januari 2012

Tayub Pati (Marandita Ayun Kumaladevi)

Kesenian Tayub atau Tayuban di Pati
Kesenian Tayub atau Tayuban merupakan suatu kesenian Jawa yang memperlihatkan keindahan serta keserasian gerak(tarian) yang dibarengi dengan alunan gamelan Jawa serta lantunan-lantunan tetembangan-tetembangan. Diberbagai daerah-daerah tertentu kesenian tayub ini berbeda-beda wujudnya, seperti perbedaan dalam cara pengiringannya, latarnya, setinggnya, penyajiannya, dll
Kesenian Tayub di Pati mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat setempat, itu dikarenakan Tayub di Pati ini sudah turun temurun dari zaman dahulu. Pagelaran Tayub di Pati ini masih terbilang stabil, bahkan pada akhir-akhir ini sedang melonjak atau pamornya sedang meningkat. Untuk kelangsungan hidupnya, Tayub di Bumi Mina Tani ini mengandalkan kelangsungan hidupnya dari permintaan-permintaan tanggapan. Masyarakat setempat yang masih menggunakan Pagelaran Tayub ini sebagai pemeriah atau untuk memeriahkan acara-acara keluarga maupun acara-acara tertentu, seperti: acara pernikahan, Khitanan, tasyakuran serta hampir semua masyarakat desa setempat yang sampai sekarang masih mengadakan ritual sedekah bumi atau sedekah laut membuat permintaan terhadap tanggapan kesenian Tayub ini masih tetap berlangsung sampai saat ini. Apalagi pada hari-hari tertentu, seperti hari-hari baik dalam penanggalan jawa, sasi Sura dan Pasa permintaan terhadap Keseniaan Tayub ini menjadi melonjak dan pada waktu tersebut tidak sulit untuk menjumpai pagelaran Tayub di Pati ini.
Dalam pagelaran Tayub, di dalam memeriahkan suatu acara tertentu, para tamu undangan biasanya menjadi lebih meningkat/banyak, itu dikarenakan ikut berperan aktifnya para tamu undangan tersebut dalam pagelaran Tayub tersebut, yaitu sebagai Penari Pria (penayub). Sehingga membuat minat Tamu undangan menjadi lebih tinggi.
Di dalam melakukan Pementasannya, Tayub di Pati ini kebanyakan menggunakan Panggung sebagai tempat untuk melakukan pagelarannya, biasanya sisi belakang panggung ditempati Gamelan serta Waranggono dan sisi depannya digunakan untuk pementasannya. Sedangkan untuk waktu Pagelaran Tayub tersebut biasanya dilakukan pada saat siang atau pun malam serta lebih sering siang dan malam tergantung penanggapnya, biasanya pentas siang sekitar pukul 12.30-16.30 sedangkan malam pukul 20.30- 03.0. Biasanya dalam suatu pagelaran Kesenian Tayub, apabila para tamu undangan ingin menjadi Penari Pria (Penayub) mereka harus mendaftar terlebih dahulu kepada para orang yang bertugas mencatati daftar Penayub, kemudian menyerahkannya catatannya kepada Pranataacara (Pembawa Acara) yang kemudian Pranata Acara tersebut memanggil Para Penayub yang sudah terdaftar untuk menari diatas Panggung.
Dalam pelaksanannya Tayub di Pati ini, penari wanita (ledhek) ini di kelilingi depan belakang oleh Penari pria (penayub) dalam pementasannya, contohnya : apabila ada 5 orang ledhek dalam pagelaran tersebut, berarti jumlah Penari Prianya (penayub) ada 10, yang berhadapan dengan Ledheknya 5 penayub sedangkan yang dibelakangi Ledheknya 5 penayub. Kemudian setiap setengah pagelaran para penari prianya memutari penari wanita melingkar 180 derajat. dan penari wanitanya kemudian berpindah hadapan 180 derajat juga, sehingga penari pria dan wanita yang sebelum memutar tadi berhadap-hadapan dan setelah memutar menjadi berhadap-hadapan kembali.
Tembang serta irama  Tayub di Pati lebih cokekan (musiknya lebih keras) dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Tembang-tembang yang dibawakan dalam pementasan Tayub di Pati sekarang ini juga mulai mengikuti permintaan pasar, dalam artian lagu-lagunya tidak melulu tembang-tembang Jawa dan mulai merambah ke lagu-lagu pop yang sedang populer.
Namun minat para generasi muda terhadap Kesenian Tayub ini semakin menurun, sehingga Kesenian Tayub ini lama-kelamaan dapat termakan zaman. Oleh karena itu re-generasi atau pengenalan generasi muda terhadap kesenian Tayub ini sangat diperlukan agar Kesenian Tayub ini tetap ada. Dalam hal ini peran pemerintah serta masyarakat sangat diperlukan, untuk saling bekerja sama melestarikan kesenian Tayub ini. Sehingga membuat Kesenian Tayub ini tidak akan pernah Mati dan tetap Lestari. (Arif Novianto)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar